Cari Blog Ini

Jumat, 30 April 2010

Menyikapi Need vs Want

Tulisan ini sekedar sharing dalam membuka pengalaman kita untuk menjawab pertanyaan, ‘Kenapa saya tidak bisa menabung lebih, padahal penghasilan saya makin besar?

Kenapa?

Terkadang kita tidak sadar apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang menjadi keinginan. Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus diadakan karena diperlukan, sedangkan keinginan adalah hal yang sifatnya complementary namun ada rasa untuk memilikinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya para Ibu Rumah Tangga dalam melakukan belanja bulanan terlebih dulu membuat rincian barang/jasa yang akan dibeli. Kalo dilihat sekilas saja, pada rincian tersebut sudah banyak mengandung unsur keinginan, belum termasuk pembelian diluar rincian tersebut. Banyak diantara keinginan-keinginan yang sudah dimiliki tersebut tidak termanfaatkan secara optimal, yang pada akhirnya mubazir dan dengan tidak sadar kita telah melakukan perbuatan dosa (apa iya???).

Kembali kepada fitrah kita sebagai manusia, bahwa kita diciptakan dengan keinginan-keinginan yang besar. Namun pada dasarnya keinginan itu sangat dekat dengan ‘ego’ atau aktualisasi diri (Maslow dalam Schultz, 1991), yang apabila tidak dikendalikan akan merusak diri sendiri dan orang lain.

Factor yang membuat rasa keinginan makin tinggi dan makin banyak adalah lingkungan yang dinamis, seperti informasi yang mudah, advertise, dan lainnya.

Akankah kita mengendalikan keinginan tersebut? Apabila ya, berapa rupiah yang bisa kita tabung? (Insan)

Selasa, 13 Mei 2008

Analisis TOWS

Matriks TOWS adalah alat lanjutan yg digunakan utk mengembangkan 4 tipe pilihan strategi: SO, WO, ST dan WT. Kunci keberhasilan penggunaan matriks TOWS adalah mempertemukan faktor kunci internal dan external utk membentuk 1 strategi.

1. Strategi SO adalah strategi yg dibuat dgn menggunakan kekuatan internal perusahaan utk mengambil keuntungan dari kesempatan external.

2. Strategi WO adalah strategi yg dibuat utk memperbaiki kelemahan internal dan menggunakan kesempatan external. WO juga menunjukkan kesempatan yg ada dalam jangkauan yg bisa diraih oleh perusahaan jika berhasil memperbaiki kelemahan internal.

3. Strategi ST dibuat utk mengantisipasi ancaman eksternal dgn menggunakan kekuatan internal yg dimiliki.

4. Strategi WT mungkin saja terjadi terutama jika perusahaan menghadapi faktor-faktor kelemahan dan ancaman yg tidak dapat ditangani dgn menggunakan kekuatan dan peluang yg ada. Secara nyata, bentuk pelaksanaan strategi WT adalah merger, pernyataan bangkrut, restrukturisasi, atau likuidasi.

Ada 8 langkah dalam penyusunan matriks TOWS

1. Uraikan semua peluang external

2. Uraikan semua ancaman external

3. Uraikan semua kekuatan internal

4. Uraikan semua kelemahan internal

5. Satukan kekuatan internal dgn peluang external dan catat strategi yg mungkin

6. Satukan kelemahan internal dgn peluang external dan catat strategi yg mungkin

7. Satukan kekuatan internal dgn ancaman external dan catat strategi yg mungkin

8. Satukan kelemahan interal dgn ancaman external dan catat strategi yg mungkin

Poin no 1 sd 4 sama dengan penyusunan analisa SWOT biasa.

Poin no 5 sd 8 menggunakan matriks yg berasal dari SWOT yg dihasilkan.

Jika meminjam pd hasil analisa SWOT "cowok SMA yg mau mulai pacaran"



Kekuatan

- Tampang saya cukup lumayan, otak juga gak bodo-bodo banget (3 besar di kelas)

- Selama ini punya cukup uang utk jajan, nonton, beli alat musik dan beli komik

- Punya ketrampilan karate ban hitam

Kelemahan

- Tidak percaya diri, masih ada minder terutama jika bertemu cewek yg agresif

- Tidak punya kendaraan pribadi

Peluang

- Punya banyak teman yg punya adik cewek cantik

- Di kelas, masih banyak murid cewek yg belum punya pacar

Ancaman

- Cowok dari kelas lain banyak yg ngeceng ke kelas gue

- Orang tua tidak mengijinkan pacaran


maka analisa TOWS-nya adalah:



Strength

1. Tampang cukup lumayan, otak juga gak bodo-bodo banget (3 besar di kelas)

2. Selama ini punya cukup uang utk jajan, nonton, beli alat musik dan beli komik

3. Punya ketrampilan karate ban hitam

Weakness

1. Tidak percaya diri, masih ada minder terutama jika bertemu cewek yg agresif

2. Tidak punya kendaraan pribadi

Opportunities

1. Punya banyak teman yg punya adik cewek cantik

2. Di kelas, masih banyak murid cewek yg belum punya pacar

3. Gabung anak Band

Strategi SO

· Rajin main ke rumah teman dan bawa oleh-oleh utk adiknya yg cewek (S2+O1)

· Dekati dan ajari teman cewek di kelas cara penyelesaian PR matematika (S1 + O2)

Strategi WO

· Sering-sering ajak teman jalan-jalan ke mal bareng adik ceweknya yg cantik, supaya terbiasa jalan bareng cewek (W1 + O1)

Threat

1. Cowok dari kelas lain banyak yg ngeceng ke kelas gue

2. Orang tua tidak mengijinkan pacaran

Strategi ST

· Ancam cowok kelas lain yg berani-beraninya ngeceng (S3+T1)

Strategi WT

· Gak usah pacaran dulu, nyantai aja (W1 + T2)

Tujuan dari analisa TOWS adalah utk memunculkan semua alternatif yg mungkin dijalankan berdasarkan faktor kunci internal dan external, bukan utk menentukan strategi yg terbaik. Tidak semua strategi yg dihasilkan harus dipilih dan dijalankan. Pilihan strategi ditentukan berdasarkan pertimbangan lain.

Perhatian:

1. TOWS, sebagaimana SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT dan TOWS yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa SWOT dan TOWS hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.

2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan

3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi

4. Hindari ”grey areas”. Utk memudahkan membedakan antara kekuatan dan kelemahan, selalu hubungkan situasi yg dihadapi dgn persaingan yang sedang berjalan. Apakah perusahaan Anda lebih baik dari kompetitor atau tidak?

5. Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT dan TOWS sesingkat dan sesederhana mungkin

Sumber: meidii.multiply.com

Senin, 12 Mei 2008

Jenis Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalah kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, maslah validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.

Mengingat pentingnya masalah validitas. Maka tidak mengherankan apabila Para Pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas ke dalam beberapa jenis, terdapat perbedaan pengelompokan jenis-jenis validitas, Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni Content, Criterion dan Construct, sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama validitas yaitu : Face validity, Criterion Validity, dan construct validity, dengan catatan face validity cenderung dianggap sama dengan content validity. Berikut ini akan dikemukakan beberapa jenis validitas yaitu :

1. Validitas Rupa (Face validity)

Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.

2. Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.

3. Validitas kriteria (Criterion validity)

Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk Validitas kriteria yaitu :
a. Validitas konkuren (Concurrent validity),
b.Validitas ramalan (Predictive validity),
Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama.
Validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas ramalan.

4. Validitas konstruk (Construct Validity)

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria.

Sabtu, 10 Mei 2008

Insan Harahap

Insan Harahap
Quality Assurance and Strategic Development
Universitas Bakrie
insan.harahap@bakrie.ac.id

www.bakrie.ac.id